Doom Spending: Belanja Jadi Pelarian dari Stress
30 Agustus 2025
,
Doom Spending: Saat Belanja Jadi Pelarian dari Stres
Pernahkah kamu merasa ingin segera checkout belanja online hanya karena sedang stres, cemas, atau lelah menghadapi tekanan hidup? Sekilas, kegiatan itu memang bisa memberikan rasa lega. Namun, jika dilakukan berulang kali tanpa perencanaan, hati-hati — kamu bisa saja terjebak dalam fenomena doom spending.
Doom spending adalah kebiasaan belanja impulsif yang muncul sebagai pelarian dari rasa tidak pasti terhadap masa depan, terutama ketika kondisi ekonomi terasa berat.
Fenomena ini semakin sering ditemukan pada generasi milenial dan Gen Z, yang harus menghadapi berbagai tantangan: dari tuntutan karier, biaya hidup yang terus naik, hingga tekanan sosial di era digital. Sayangnya, solusi jangka pendek berupa belanja hanya memberikan rasa nyaman sesaat, sementara dampak keuangan jangka panjang justru bisa berbahaya.
Mengapa Doom Spending Berbahaya?
Meski sekilas terlihat sepele, doom spending bisa menimbulkan beberapa masalah serius:
- Keuangan memburuk: pengeluaran tidak terkontrol menggerus tabungan dan dana darurat.
- Rasa bersalah: setelah euforia belanja selesai, muncul penyesalan yang justru menambah beban mental.
- Lingkaran berulang: stres ? belanja ? menyesal ? stres lagi, sehingga sulit keluar dari pola yang sama.
Cara Bijak Kelola Stres & Finansial
Daripada mengandalkan belanja sebagai pelarian, ada banyak cara yang lebih sehat dan produktif untuk mengelola stres:
- ? Buat anggaran realistis – kenali prioritas kebutuhan dan batasi belanja impulsif.
- ? Bangun dana darurat – simpan minimal 3–6 bulan biaya hidup sebagai penyangga.
- ? Kelola stres dengan aktivitas positif – olahraga, meditasi, atau menghabiskan waktu dengan keluarga.
- ? Pertimbangkan proteksi jangka panjang – seperti asuransi jiwa, untuk memberikan rasa aman pada diri sendiri dan keluarga.
Dengan asuransi jiwa, kamu bisa memiliki ketenangan karena masa depan finansial tidak hanya bergantung pada kondisi saat ini. Proteksi semacam ini membantu memastikan keluarga tetap terlindungi, bahkan jika risiko hidup datang tiba-tiba.
Kesimpulan
Doom spending adalah fenomena nyata yang harus diwaspadai. Memanjakan diri sesekali sah-sah saja, namun menjadikannya pelarian dari stres justru bisa merugikan dirimu sendiri di masa depan.
Alih-alih terjebak dalam siklus belanja impulsif, lebih baik arahkan energi untuk membangun kebiasaan finansial sehat: membuat anggaran, menabung, dan melindungi masa depan dengan asuransi jiwa. Dengan begitu, kamu tidak hanya lebih siap menghadapi tekanan hidup, tetapi juga memberi ketenangan bagi orang-orang terdekatmu.